Semantic Tree

Semantic Tree

Saat sesi speaking pada kegiatan ECC (English Conversation Club), salah satu siswa saya berkomentar, “Elon Musk is a genius ma’am, He will open Mars for us”. Lalu saya jawab, “Elon Musk has a different way of thinking”. Mendengarkan jawaban saya yang bisa dibilang terlalu pendek dan mungkin sedikit diluar ekspektasi mereka, akhirnya salah satu siswa yang lain kembali bertanya, “how’s different, ma’am?”. Kembali saya berpikir untuk menjawab, dan sepertinya untuk menjawab pertanyaan tersebut terus terang saat itu saya harus sedikit memeras otak untuk memberi respon yang saya anggap paling tepat. Sebelum menjawab saya mengingat kembali tentang prinsip cara berpikir seorang Elon Musk yang pernah saya  baca disuatu artikel dan beberapa ulasan videonya, yang kemudian mengarahkan memori saya tetang konsep Semantic Tree (pohon semantik).

Jika mengkaitkan apa hubungan Elon Musk dan Semantic Tree, pastinya semua akan mengingat  pernyataan Pak Elon pada suatu sesi wawancara yang cukup terkenal hingga banyak orang membahas pernyataannya tersebut dan akhirnya memunculkan suatu kesimpulan terkait teknik jenius seorang Elon Musk dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang membawanya menjadi salah satu tokoh dunia abad ini yang berpredikat pandai, kreatif dan penuh kontroversi dalam mengembangkan ide-idenya.

Pada wawancaranya Elon Musk berkata, “ one bit of advice, it is important to view knowledge as a sort of a semantic tree, make sure you understand the fundamental principles, i.e. the trunk and big branches, before you get into the leaves or there is nothing for them to hang on to “.

Menurut pemahaman saya, Pak Elon menyarankan bahwa kita harus berpikir tentang prinsip-prinsip dasar atau konsep intinya terlebih dahulu sebagai akar dan batang besar, sebelum kita berpikir ke ranting-ranting, dedaunan, bahkan buah dari pohonnya. Tetapi selama ini pada umumnya orang-orang selalu berpikir sebaliknya, selalu mengumpulkan dedaunan alias fakta-fakta atau detail sebagai bagian kecil dari sebuah pohon, bahkan lebih buruk lagi ada yang hanya sekedar mengumpulkan ranting-ranting rapuh, tanpa mencari dasar atau fundamental yang menjadi akar ataupun batang kokoh penopang, apa atau bagaimana yang membuat dedauan, ranting, cabang, bahkan buah itu tumbuh. Sehingga dimungkinkan saat kita mencoba untuk berkreasi, ditengah-tengah menjalankan prosesnya selalu ada unsur-unsur yang terlewatkan, atau diluar ekspektasi kita.

Saat prinsip dasar pemikiran dimana akar atau inti ilmu pengetahuannya sudah dipahami, selanjutnya untuk membuat caban-cabang pohon dibutuhkan critical dan creative thinking kita, bagaimana kita mengembangkan semua bekal ilmu dasar yang kita miliki untuk dapat menumbuhkan cabang-cabang pohon kreatifitas kita. Pada fase ini kita harus pandai mengembangkan ilmu dasar yang kita miliki. Dalam hal ini, kita dituntut benar-benar menjadi seorang pembelajar yang multidimensi menyerap berbagai bidang pengetahuan dari berbagai sumber pembelajaran, sebagai pendukung pemikiran atau konsep yang coba kita jalankan.

Setelah cabang-cabang terbentuk, fase selanjutnya adalah dimana kita harus pandai menghubungkan antara cabang yang satu dengan cabang yang lainnya, yang berarti kita harus lihai menghubungkan banyak bidang ilmu pengetahuan untuk mengembangkan  prinsip dasar pemikiran dan berproses dalam membangun kreatifitas. Dengan bekal banyak wawasan secara bersamaan akan memunculkan banyak ide-ide baru, dan pastinya pengalaman-pengalaman penting akan kita dapatkan. Dan terakhir adalah, tambahkan dedaunan sebagai fokus pada detailnya. Poin-poin penting dari proses kreatifitas yang kita lakukan akan lebih masuk akal dan melekat lebih baik jika dihubungkan dengan langkah-langkah atau kerangka kerja yang kuat dan mapan.

Dan demikianlah, kurang lebihnya cara saya menjelaskan kepada siswa saya bagaimana cara Elon Musk berpikir. Terus terang gambaran langkah bagaimana sebuah pohon terbentuk memang bisa dibayangkan sungguh mudah. Tetapi, sepertinya tidak semudah itu. Menurut saya, dibutuhkan konsistensi yang begitu tinggi untuk memastikan bahwa perjalanan pembelajaran kita terstruktur dan kuat, seperti pohon yang tumbuh dengan baik, dimulai dari batang, berkembang melalui cabang, dan terakhir menambah daun. Belum lagi, yang namanya pohon perlu disiram biar subur. Dari beberapa artikel yang saya baca, memberikan pemahaman kepada saya, menyirami pohon “pengetahuan” dibutuhkan ke-agile-an kita untuk selalu terbuka dengan segala perubahan atau perkembangan ilmu dan teknologi yang selalu berbeda dari jaman ke jaman, selalu memahami tanah tempat pohon kita tumbuh. Being adaptive is needed. Dan urusan pepohonan yang lainnya, seperti pemangkasan, pemupukan, sampai dengan harvesting, yang menurut analogi pemahaman saya semuanya hampir sama yaitu membutuhkan kita untuk selalu berpikir adaptif sesuai perkembangan jaman. Karena dengan bersikap adaptif, itu artinya kita membuka pikiran kita dengan segala perubahan. Dengan terbukanya pemikiran kita, selanjutnya kita paham dengan segala hal yang kita butuhkan, dan menurut pemahaman saya lagi, Inovasi dan kreatifitas itu ada karena pemahaman kita tentang hal-hal yang kita butuhkan. Istilah saya, it is a circle of knowledge.

Singkatnya, Metode ini tidak hanya diperuntukkan bagi para ahli seperti Elon Musk saja, menurut saya ini bisa diterapkan oleh siapa saja.

March 9, 2024

04:30

By.N

2 responses to “Semantic Tree”

  1. Heribertus Samsun Avatar

    Trimaksih, kamu telah memberikan saya sebuah pengetahuan baru🍂

    Liked by 2 people

    1. nurfanisika Avatar

      sama-sama……saya juga berterimakasih banyak atas atensi nya..

      Liked by 1 person

Leave a comment

I’m IKA

PROLOG
My name is Ika Nurfanis Anggraini, and this is my blog. It has been made as my private journal which is containing my perspectives toward any materials relate to education and lifestyle. This blog is the way myself expressing ideas. My writings are based on books, podcasts, and my personal experiences. These, I lead as my efforts in maintaining personal growth mindset.

Let’s connect

Design a site like this with WordPress.com
Get started